TATALAKSANA DAN PENCEGAHAN RETENSIO URIN POST PARTUM PADA PERSALINAN PERVAGINAM: Indonesia
Synopsis
Retensio urin postpartum (RUP) adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mampu berkemih secara spontan atau memiliki kemampuan berkemih yang tidak adekuat dalam waktu 6 jam setelah persalinan pervaginam, dengan volume residu urin lebih dari 200 mL. Komplikasi ini sering terjadi pada wanita setelah melahirkan, dengan prevalensi berkisar antara 15% hingga 30%. RUP dapat menyebabkan ketidaknyamanan signifikan dan berpotensi menimbulkan komplikasi serius seperti infeksi saluran kemih dan kerusakan ginjal.
Buku ini mengupas tuntas hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Ulin Banjarmasin, bertujuan untuk menganalisis manajemen dan tatalaksana kejadian RUP pada persalinan spontan. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional, memanfaatkan data sekunder dari rekam medis pasien yang didiagnosis dengan RUP pada periode Januari 2018 hingga Januari 2020. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling, sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.
Penelitian ini adalah penelitian klinis dengan rancangan observasional analitik, menggunakan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah pasien dengan diagnosis RUP pada persalinan spontan di kamar bersalin dan ruangan nifas RSUD Ulin Banjarmasin. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling, memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi meliputi pasien dengan diagnosis RUP pada persalinan spontan di RSUD Ulin Banjarmasin. Kriteria eksklusi mencakup data pasien yang tidak lengkap atau tidak jelas, pasien dengan persalinan alat bantu (vakum ekstraksi atau forcep), dan pasien dengan operasi seksio sesaria.
Monograf ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang tatalaksana, pencegahan, dan faktor risiko obstetrik yang terkait dengan kejadian RUP pada persalinan spontan di RSUD Ulin Banjarmasin dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya dalam bidang retensio urin postpartum.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara beberapa faktor risiko obstetrik dengan kejadian RUP. Faktor-faktor tersebut termasuk tindakan episiotomi dan berat badan bayi lahir, yang memiliki korelasi kuat dengan kejadian RUP. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square dan analisis multivariate dengan regresi logistik bivariat menunjukkan hubungan bermakna antara faktor risiko obstetrik seperti paritas pada primigravida (p value=0.02), lama kala dua (p value=0.01), dan tindakan episiotomi (p value=0.01) dengan kejadian RUP. Namun, tidak ditemukan hubungan bermakna antara usia (p value=0.19) dan berat bayi lahir (p value=0.10) dengan kejadian RUP.
Pembahasan dalam buku ini menekankan pentingnya pemahaman tentang faktor risiko RUP untuk pencegahan dan pengelolaan yang efektif. Faktor risiko RUP dapat dikategorikan menjadi dua kelompok: faktor ibu (usia, paritas, riwayat RUP sebelumnya, persalinan dengan operasi sesaria, penggunaan analgesia epidural, trauma perineum, distensi kandung kemih yang berlebihan, konstipasi, dan diabetes) dan faktor persalinan (persalinan lama, persalinan dengan alat, episiotomi, dan penggunaan oksitosin).
Kesimpulan tindakan episiotomi dan lama kala dua merupakan faktor risiko signifikan untuk kejadian RUP. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi yang berguna bagi tenaga medis, khususnya di bidang obstetri dan ginekologi, serta para peneliti yang berkecimpung dalam studi terkait kesehatan ibu pascapersalinan. Harapannya, buku ini dapat berkontribusi pada upaya pencegahan dan penatalaksanaan RUP di Indonesia, serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu pascapersalinan.
Downloads
Published
Categories
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.