Penggaraman Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) : indonesia

Authors

Rabiatul Adawyah
Findya Puspitasari

Synopsis

Ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus) memiliki ciri-ciri bentuk tubuhnya seperti ikan sepat siam yaitu tubuhnya pipih, kepalanya mirip dengan ikan gurami muda yaitu lancip. Panjang tubuhnya tidak dapat lebih besar dari 15 cm, permulaan sirip punggung terdapat di atas bagian yang lemah dari sirip dubur. Pada tubuhnya ada dua bulatan hitam, satu di tengah-tengah badan dan satu di pangkal sirip ekor. Sirip ekor terbagi ke dalam dua lekukan yang dangkal, memiliki permulaan sirip punggung atas yang lemah dari sirip duburnya.  Bagian kepala di belakang mata dua kali lebih dari permulaan sirip punggung di atas bagian berjari-jari keras dari sirip dubur.

Ikan sepat rawa termasuk ke dalam kelompok ikan yang mempunyai sistem pernapasan tambahan yaitu berupa tulang tipis yang berlekuk-lekuk seperti buangan karang yang disebut labirin yang digunakan untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Selain itu, dapat membangun sarang berbusa yang berguna untuk menyimpan telurnya di dalam mulut. Warna tubuh ikan sepat rawa dipengaruhi oleh jenis kelamin reproduksi dan umurnya. Sirip punggung lebih kecil daripada sirip dubur dan mempunyai 6-8 jari-jari keras dan 8-10 jari-jari lunak. Sirip duburnya mempunyai 10-12 jari-jari keras dan 33-38 jari-jari lunak. Sirip perut memiliki 1 jari-jari keras dan 3-4 jari-jari lunak, satu diantaranya sebagai alat peraba yang panjangnya seperti ijuk. Sirip dada mempunyai 9-10 jari-jari lunak, terkadang pada bagian sirip punggung dan sirip ekor yang lunak ada bulatan hitam..

Ikan sepat rawa kaya akan nutrisi karena diantaranya  adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai sumber protein hewani yang diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak serta obat penambah darah.
  2. Sangat kaya akan mineral dan vitamin yang sangat dibutuhkan tubuh.
  3. Zat besi, besarnya zat besi yang dikandung daging sepat adalah ± 20 mg untuk setiap 100 gram daging, jauh lebih tinggi dibandingkan zat besi pada telur dan daging yang hanya 2,8 mg untuk setiap 100 gram daging. Jika mengonsumsi daging sepat setiap harinya, kita telah memenuhi kebutuhan tubuh akan zat besi, zat besi sangat diperlukan tubuh untuk mencegah terjadinya gejala anemia ditandai oleh tubuh yang mudah lemah, letih dan lesu.
  4. Fosfor, jumlahnya dua kali lipat dibandingkan jumlah fosfor yang terkandung pada telur, fungsi utama dari fosfor sebagai bahan pemberi energi dan kekuatan pada proses metabolisme lemak dan karbohirat, penunjang untuk kesehatan gigi dan gusi, sintesis DNA, serta penyerapan dan penggunaan kalsium. Tanpa fosfor pada pencernaan, kalsium yang ada pada bagian penceranaan manusia tidak akan membentuk massa tulang. Karena itu, sangat perlu mengonsumsi fosfor yang berimbang dengan kalsium, agar tulang menjadi kokoh dan kuat, sehingga tubuh terbebas dari penyakit oesteoporesis atau tulang keropos. Di dalam tubuh, unsur fosfat yang berbentuk kristal kalsium fosfor umumnya berada dalam tulang dan gigi jumlahnya sekitar ¾ bagian.
  5. Kandungan vitamin A yang terkandung dalam daging sepat mencapai 1.600 SI untuk setiap 100 gram. Vitamin A sangat baik untuk pemeliharaan sel epitel di dalam tubuh. Selain itu, vitamin A juga sangat diperlukan oleh tubuh dalam membatu pertumbuhan, menjaga penglihatan dan proses reproduksi.
  6. Pada daging sepat banyak terkandung vitamin B. Vitamin B umumnya berperan sebagai kofaktor dari suatu enzim, sehingga enzim dapat berfungsi dengan sangat baik dalam proses metabolisme tubuh manusia. Vitamin B sangat diperlukan oleh otak untuk menggerakkan otak sehingga otak berfungsi dengan normal, membantu membentuk protein, hormon dan sel darah merah.
  7. Kandungan lemak di dalam sepat mencapai 15 g untuk setiap 100 g daging sepat. Lebih besar dari pada kandungan lemak pada telur yaitu 11,5 gram untuk setiap 100 gram telur tanpa kulit dan daging sapi yaitu 14 gram untuk setiap 100 gram daging sapi. W­­alaupun kadar lemak pada daging ikan sepat cukup tinggi, daging sepat tidak perlu dihindari dalam menu makan. Bagaimanapun, lemak memegang peranan penting sebagai sumber energi, sumber dari asam lemak esensial, serta dapat juga sebagai pembawa vitamin yang larut di dalam lemak seperti vitamin A, vitamin D, vitamin E dan vitamin K.

Komposisi kimia ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus) berupa kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat dan kalsium.

Ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus) merupakan ikan konsumsi yang berasal dari perairan rawa yang banyak ditemukan di perairan Kalimantan Selatan. Produksi ikan sepat rawa di Kalimantan Selatan sangat melimpah, yaitu berjumlah 1.800,8 ton pada perikanan tangkap dan 3.813,4 ton pada perairan rawa.  Ikan sepat rawa memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dimana pada awalnya adalah sebagai sumber protein di daerah pedesaan, namun sekarang sudah merupakan sumber protein bagi warga perkotaan bahkan dijadikan sebagai cenderamata dan makanan bagi para pengunjung ke daerah penghasil. Selain dijual dalam keadaan segar di pasar, ikan sepat rawa kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin, bekasam, wadi dan lainya, sehingga dapat dikirimkan ke tempat-tempat lain. Beberapa daerah yang banyak menghasilkan ikan sepat olahan diantaranya adalah Jambi, terutama dari Kumpeh dan Kumpeh Ulu; Sumatera Selatan, dan Kalimantan Selatan, dan olahan ikan sepat yang paling banyak dalam bentuk olahan ikan asin.

Penggaraman merupakan proses pengawetan yang banyak dilakukan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Proses penggaraman menggunakan garam sebagai media pengawet, baik yang berbentuk kristal maupun larutan. Selama proses penggaraman berlangsung terjadi penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dan keluarnya cairan dari tubuh ikan karena adanya perbedaan konsentrasi. Cairan ini dengan cepat akan melarutkan kristal garam atau mengencerkan larutan garam. Bersama dengan keluarnya cairan dari dalam tubuh ikan, partikel garam memasuki tubuh ikan. Lama kelamaan kecepatan proses pertukaran garam dan cairan tersebut semakin lambat dengan menurunnya konsentrasi garam di luar tubuh ikan dan meningkatnya konsentrasi garam di dalam tubuh ikan, bahkan akhirnya proses pertukaran garam dan cairan tersebut akan terhenti sama sekali setelah terjadi keseimbangan. Proses ini mengakibatkan pengentalan cairan tubuh yang masih tersisa dan penggumpalan protein (denaturasi) serta pengerutan sel-sel tubuh ikan sehingga sifat dagingnya berubah, kandungan asam amino ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus) mengalami kenaikan setelah dilakukan penggaraman. Akan tetapi, semakin tinggi konsentrasi garam yang diberikan maka semakin rendah total kandungan asam aminonya.

Downloads

Published

March 15, 2024

Categories