DINAMIKA DAN MITIGASI KANIBALISME BUDI DAYA IKAN GABUS: Indonesia
Synopsis
Indonesia memiliki lahan basah yang tersebar di
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Ekosistem
rawa adalah salah satu lahan basah alami baik yang
dipengaruhi air pasang surut maupun tidak dipengaruhi
pasang surut. Ciri fisik rawa adalah keadaan tanahnya
cekung, ciri kimiawi berupa derajat keasaman air pada
umumnya rendah, dan ciri biologisnya terdapat ikan-ikan
rawa, tumbuhan rawa, dan hutan rawa. Indonesia memiliki
luas rawa sekitar 33,4 juta ha yang terdiri atas lahan rawa
pasang surut seluas 20,1 juta ha dan rawa lebak seluas 13,3
juta ha. Perairan rawa mempunyai berbagai fungsi baik
fungsi ekologi sebagai tandon air tawar, plasma nutfah
perairan, tempat hidup flora dan satwa liar dan fungsi
ekonomi untuk berbagai kegiatan menunjang kehidupan
manusia misalnya untuk tempat menangkap ikan, budi daya
ikan, transportasi air, sawah lebak, dan peternakan.
Perairan rawa merupakan salah satu bagian dari
perairan umum yang memegang peranan penting dalam
menghasilkan ikan air tawar. Ikan-ikan di perairan rawa
dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu (1) ikan-ikan
putihan (white fishes) dan (2) ikan-ikan hitaman (black fishes).
Salah satu jenis ikan hitaman yang menjadi primadona bagi masyarakat Kalimantan Selatan adalah ikan gabus (Channa
striata). Ikan gabus memiliki nilai ekonomis tinggi. Selain itu,
ikan gabus memiliki kandungan protein dan albumin tinggi
yang sangat baik untuk kesehatan. Sayangnya, selama ini
pasok ikan gabus lebih banyak diperoleh dari hasil
tangkapan. Padahal, mengandalkan tangkapan apalagi
penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan,
jelas bakal mengancam kelestarian ikan gabus. Jika tidak
bisa mengandalkan hasil tangkapan di alam, lantas apa yang
jadi pilihan?. Jawabannya jelas, budi daya ikan gabus
menjadi pilihan yang tepat untuk dilakukan.
Pengembangan budi daya ikan gabus telah banyak
dilakukan mulai dari pembenihan sampai pembesaran.
Namun masih mengalami kendala atau permasalahan
dalam membudidayakannya. Beberapa permasalahan yang
dihadapi dalam pengembangan budi daya ikan gabus antara
lain terbatasnya pengetahuan mengenai teknik budi daya,
terbatasnya pakan yang sesuai, mudah, dan murah untuk
mendukung pertumbuhan ikan gabus yang optimal, karena
ikan gabus merupakan ikan karnivora dan tidak suka
dengan pakan buatan, dan terbatasnya sumber daya
manusia terdidik yang belum mencukupi untuk
memberikan penyuluhan kepada para pembudidaya ikan. Salah satu kendala utama dalam proses produksi ikan
gabus adalah ikan gabus belum berhasil dibudidayakan
secara intensif. Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat
kematian pada tahap benih ikan gabus, karena ikan gabus
mempunyai sifat kanibalisme. Kanibalisme merupakan
pemangsaan intra-spesifik dengan memangsa spesies yang
sama dalam satu populasi.
Kanibalisme dapat menyebabkan tingkat kematian
sampai lebih dari 90% individu. Untuk mengurangi
kanibalisme, diperlukan adanya metode mitigasi yang
digunakan untuk pengendalian kanibalistik ikan gabus,
yaitu melalui sortasi dan grading ukuran, mematuhi standar
padat tebar, frekuensi dan jumlah pemberian pakan,
pemenuhan nutrisi pakan, serta pemanfaatan pakan ikan
yang ditambahkan triptofan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan meminimalisasi sifat agresif kanibalisme
ikan gabus.
Downloads
Published
Categories
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.